saat batu bara,minyak, gas bumi dibakar dan juga kebakaran hutan akan terlepasnya karbon dioksida di udara. meningkatnya karbon dioksida akan menyebabkan perubahan iklim.
Karbon dioksida adalah faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim,namun gas-gas lain lepaskan akan mengotori atmosfir bumi seperti Methana, uap air, dan ozone. semua gas-gas ini disebut pula gas rumah kaca. karbon dioksida merupakan salah satu "gas rumah kaca" yang dilepaskan ke atmosfer karena adanya proses perindustrian. dampaknya bukan di lokal saja tetapi di seluruh dunia. iklim biasanya sebagai rata-rata cuaca. iklim di ukur sebagai cara mengobservasi pola-pola suhu,misalnya musim hujan,kemaru, dan salju.iklim bisa dibilang perwujudan dari sistem yang sangatlah susah atau rumit yang terdiri dari atmosfer(udara), hidrosfer(air), kriosfer(pembekuan bagian bumi),permukaan tanah, dan juga biosfer(adanya kehidupan di bagian bumi). perubahan iklim dapat diakibat oleh atmosfer dan lau.
Perubahan-perubahan iklim dunia bukanlah hal yang baru bagi bumi. faktanya telah mempengaruhi arah sejarah manusia dan evolusi bumi. perubahan iklim terjadi waktu cukup panjang dengan secara perlahan-lahan di antaranya 50-100 tahun. meskipun secara perlahan, dampaknya sangatlah besar bumi akan menjadi panas. dampak ekstrim dari perubahan iklim terutama terjadinya kenaikan temperatur serta pergeseran musim. kenaikan temperatur di akibatkan es dan glester di kutub utara dan selatan mencair. peristiwa ini disebabkan terjadinya pemuain massa air laut dan kenaikan air laut, inilah foto mencairnya es di kutub utara dan selatan.
- DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI DUNIA
karena adanya efek gas rumah kaca, maka gas rumah kaca tersebut akan meneruskan radiasi gelombag panjang yang bersifat panas, sehingga suhu dipermukaan bumi akan naik menjadi sangat panas, dimana laju peningkatan panasnya berbanding lurus dengan laju perubahan konstersi gas rumah kaca.
- HARGA PANGAN MENINGKAT
- SIKLUS YANG TIDAK SEHAT
- RUSAKNYA INFRASTRUKTUR
hujan dalam intesitas tinggi menyebabkan banjir besar di pertengahan januari 2013
- BERKURASNYA SUMBER AIR
- MENINGKATNYA PENYAKIT PERNAPASAN
- BENCANA HIDROLOGI
*CARA MENANGGULINYA*
Dalam Konferensi Pers Bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di gedung United Nations Information Center (UNIC) Senin, 29 Januari 2007, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Rachmat Witoelar, menyatakan bahwa "Indonesia saat ini telah mengalami dampak perubahan iklim, seperti banjir, perubahan cuaca serta peningkatan muka air laut. Semua ini merupakan fenomena yang menimbulkan dampak negatif terhadap pembangunan ekonomi. Emisi gas rumah kaca (GRK) yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim harus dicegah melalui investasi pada sektor energi bersih dan berkelanjutan serta infrastruktur yang bersifat ramah lingkungan. Usaha-usaha untuk mempertahankan suatu iklim yang aman sejalan dengan program nasional Indonesia untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Pemerintah Indonesia mewakili seluruh rakyat Indonesia serta suara-suara dari seluruh negara berkembang telah siap untuk memimpin dalam menangani isu-isu perubahan iklim dalam hal-hal yang konkrit dan oleh karena itu akan berusaha semaksimal mungkin untuk mensukseskan pelaksanaan Konferensi PBB mengenai Perubahan Iklim (COP 13 - COP/MOP3) pada bulan Desember 2007.
Sementara itu, UNFCC yang diwakili oleh Executive Secretary, Yvo de BOER menyatakan bahwa tujuan terpenting COP13 adalah untuk menghasilkan kesepakatan yang akan mencakup beberapa isu penting berikut ini:
- Insentif finansial yang mengakomodir kepentingkan semua pihak, baik di negara maju maupun di negara berkembang.
- Sebuah Kesepakatan baru mengenai:
- Perubahan iklim merupakan permasalahan global, yang membutuhkan solusi global, termasuk partisipasi Amerika Serikat dan Australia.
- Penentuan target-target yang kuat sangat diperlukan, yang akan mencegah peningkatan suhu global yang bersifat merusak. Hal ini berarti penurunan emisi 60 hingga 80% dalam pertengahan abad ini.
- Partisipasi negara-negara berkembang utama seperti India dan Cina.
- Negara-negara industri perlu memimpin dengan cara menyetujui target-target ambisius dalam penurunan emisi. Negara-negara Uni Eropa secara unilateral telah menyetujui penurunan emisi sebesar 20-30% pada tahun 2020, negara-negara industri lainnya harus dapat mengikuti target tersebut.
- Pasar karbon serta mekanisme-mekanisme berbasis pasar yang fleksibel merupakan hal yang sentral untuk mencegah terjadinya perubahan iklim.